Senin, 19 April 2010



MASSA - POL PP BENTROK ; Tanjung Priok Berdarah Lagi
15/04/2010 08:26:29 JAKARTA (KR) - Niat Pemda DKI menggusur makam keramat Mbah Priuk, Rabu (14/4) ditentang warga Tanjung Priok. Penentangan ini berbuntut rusuh dan korban berjatuhan baik aparat keamanan maupun masyarakat.
Kerusuhan tidak terhindarkan sebab massa tidak tahan melihat aksi nekat anggota Satpol PP akan menggusur makam pendiri Tanjung Priok tersebut. Padahal massa sejak pagi terus berusaha mempertahankannya. Akibatnya bentrokan pun tidak bisa dihindarkan.
Dari kerusuhan itu, paling tidak tercatat 5 mobil aparat kepolisian dan Satpol PP dibakar massa. Sementara, puluhan mobil aparat dari kepolisian dan Satpol PP juga dihancurkan. Mobil-mobil yang dirusak antara lain, mobil tahanan Satpol PP, Bus Polisi, truk polisi hingga barakuda atau water cannon. Usai dibakar, warga membiarkan mobil itu di tengah jalan. Sementara, aparat kepolisian hanya melihat dari jauh aksi tersebut karena kalah jumlah.
Beringasnya massa itu, membuat aparat keamanan dan Satpol PP kocar-kacir. Hendra, seorang Satpol PP yang bersembunyi di Musala Terminal Peti Kemas Pelindo II Koja ketahuan dan dipukuli warga.
Nasib serupa juga dialami seorang polisi yang tertangkap massa. Saat sweeping, massa melihat seorang anggota Polres Jakarta Utara di Koperasi Terminal Pelindo. Anggota polisi yang sudah melepas seragamnya itu menjadi sasaran amuk massa. Bripka Suranta, mengalami luka parah di bagian kepala dan dada karena bacokan.
*Bersambung hal 28 kol 1
Akibat bentrokan itu, korban banyak berjatuhan. Korban luka yang dilarikan ke RSUD Koja terus bertambah, di antara korban adalah polisi. Namun pihak RS memastikan tidak ada korban tewas.
Hingga pukul 21.00, data dari Polda Metro Jaya juga menyebutkan belum ada korban yang tewas. ”Dari insiden di Priok tercatat korban sebanyak 134 orang. 10 dari anggota Polri, 55 warga, dan 69 orang dari Satpol PP. Korban tewas, sementara dalam pengawasan kita tidak ada,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Massa di Tanjung Priok juga menjarah pos PT Pelindo II yang berada dalam kawasan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja dan mempreteli barang-barang di dalamnya. Penjarahan berawal saat warga menunggui personel Satpol PP yang bertahan di dekat pagar kantor Pelindo. Satpol PP bertahan di situ karena hanya di situlah kawasan aman bagi mereka. Mereka terkepung sehingga tidak bisa ditarik oleh Pemprov DKI Jakarta.
Akibatnya, sebanyak 495 anggota Satpol PP dan polisi yang terperangkap di sekitar wilayah makam Mbah Priok harus dievakuasi melalui jalur laut. Belasan kapal sudah disiapkan untuk mengangkut mereka.
Mengantisipasi meluasnya kerusuhan di Koja Jakarta Utara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan untuk mengamankan kapal milik Pertamina di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok. Sejumlah tug boat atau kapal penarik diminta segera bersiap di dekat kapal Pertamina.
”Instruksi khusus, tug boat siaga di depan kapal tanker Pertamina untuk sewaktu-waktu menarik keluar. Berkembangnya kerusuhan, bila semakin meluas pasti akan sampai ke kapal Pertamina,” kata Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Sunaryo.
General Manager Terminal Peti Kemas (TPK) Koja Doso Agung mengatakan, pelayanan bongkar muat barang di TPK Koja terpaksa terhenti. Pasalnya, sejak pukul 07.00, ratusan karyawan tidak bisa masuk ke kantor akibat jalan masuk telah diblokir aparat yang hendak menggusur makam keramat Mbah Priok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar